Kurangi Trauma, Pakar Kesehatan Mental Sarankan Sebutan Ini untuk Tragedi Itaewon

INILAH BANDUNG - Pada Sabtu, 29 Oktober 2022, Korea Selatan mengalami tragedi Itaewon yang memakan 156 korban meninggal.

Baru-baru ini, berita MBC menyatakan mereka akan menggunakan ungkapan 'tragedi 29/10' daripada 'tragedi Itaewon'.

Di kalangan pakar kesehatan mental, ada opini publik bahwa mungkin ada baiknya mengganti nama untuk mengatasi trauma akibat peristiwa tragis itu.

Baca Juga: Satu Orang Diamankan Terkait Kebakaran di Gedung Bappelitbang Balai Kota Bandung

Asosiasi Neuropsikiatri Korea dan Masyarakat Stres Trauma Korea mengumumkan bahwa insiden penghancuran menggunakan 'Itaewon' secara ekstensif, mungkin merangsang lebih banyak gejala trauma.

Presiden dari Korea Trauma Stress Society menyatakan, “Ada pendapat di antara anggota bahwa mengubah nama menjadi 'tragedi 10/29' dapat membantu meringankan trauma. Setelah masa berkabung, kami akan mempersiapkan posisi kami di tingkat akademik melalui rapat direksi.”

Dalam kasus Amerika Serikat, setelah serangan teroris World Trade Center 2002 di New York, awalnya dinyatakan sebagai serangan teroris World Trade Center.

Baca Juga: Benar-benar Unik, Ini Ritual yang Biasa Dilakukan Jisoo BLACKPINK Sebelum Memulai Konser

Sejak itu, istilah tersebut disatukan dan digunakan sebagai serangan teroris 9/11, tidak termasuk nama lokasi.

Psikiater umumnya setuju dengan pendapat ini. Seorang profesor di Rumah Sakit St. Mary Uijeongbu menyatakan, “Orang yang trauma setelah bencana dapat meningkatkan kecemasan dan ketakutan mereka hanya dengan menyebutkan lokasi lokasi kecelakaan di media sosial."

"Sangat membantu untuk menghapus tempat dari nama tersebut dan menyatakannya sebagai tragedi 29/10,” lanjutnya.

Baca Juga: Jin BTS Ternyata Menderita Penyakit Ini Sebelum Konser 'Yet To Come In Busan'

“'Bencana Itaewon' dapat menyebabkan prasangka atau stigma tentang daerah Itaewon, dan mungkin ada efek samping dalam mengatasi trauma," kata Presiden Asosiasi Neuropsikiatri Korea.

"Kami berencana mengumpulkan opini internal tentang perubahan nama menjadi 'tragedi 29/10'," tambahnya.***